Batam lebih dikenal wisata shopping-nya dibanding wisata alam. Namun ketika sudah capek belanja, cobalah untuk menikmati keindahan alam pulau Batam di sekitar Jembatan Barelang. Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan 6 pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Jembatan Barelang juga dikenal sebagai 'Jembatan Habibie' karena pak Habibie yang memprakarsai pembangunan jembatan ini. Dari pusat kota ke Jembatan Barelang I sekitar 20 km.
Pemandangan di sekitar jembatan sangat indah karena kita bisa melihat pulau-pulau kecil di sekitar Batam dengan laut yang berwarna hijau-biru tosca.
Pemandangan di sekitar jembatan sangat indah karena kita bisa melihat pulau-pulau kecil di sekitar Batam dengan laut yang berwarna hijau-biru tosca.
Setelah puas berfoto-foto di jembatan Barelang, perjalanan bisa dilanjutkan ke Pantai Melur. Pantai yang terletak di sisi Barat Pulau Galang ini memiliki pasir pantai yang putih bersih dan lembut, ombak juga tidak terlalu besar sehingga cukup aman untuk berenang.
Pemandangan dari Jembatan Barelang |
Pantai Melur |
Dilanjutkan dengan wisata sejarah, yaitu dengan mengunjungi bekas camp pengungsian Vietnam. Ketika memasuki area camp, suasana sangat sepi. Namun masih banyak berdiri bangunan-bangunan tua yang sebagian besar sudah rusak. Menambah suasana semakin mistis..:o
Begini awal ceritanya...
Pada tahun 1975, terjadi perang saudara di Vietnam. Perang tersebut berlangsung sangat lama dan menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat. Karena tidak tahan dengan kondisi negaranya, banyak warga Vietnam yang melarikan diri keluar dari Vietnam. Mereka menggunakan kapal-kapal kayu sederhana untuk mengarungi Laut Cina. Kondisi pengungsi ini cukup memprihatinkan, dalam 1 kapal diisi sekitar 75 orang pengungsi.
Setelah mengarungi samudera, tibalah mereka di Pulau Natuna, Kep. Riau. Dengan semakin banyaknya pengungsi (mencapai 250.000 orang), menimbulkan permasalahan bagi negara-negara lainnya (al. Indonesia, Thailand, Malaysia).
Akhirnya PBB melaui UNHCR turun tangan dan menetapkan Pulau Galang sebagai camp bagi pengungsi Vietnam pada tahun 1979. Pulau Galang seluas 250 ha, diambil sebagian (80 ha) sebagai tempat mengungsi. Selain barak-barak, di lokasi pengungsian juga dibangun fasilitas umum yang cukup lengkap, al. rumah sakit, tempat ibadah, bahkan penjara.
Setelah perang usai, pada tahun 1996 para pengungsi tersebut sebagian dipulangkan ke Vietnam, dan ada pula yang diberikan suaka ke negara lainnya.
Saat ini bekas camp pengungsian sudah kosong, tinggal beberapa bangunan tempat ibadah yang masih berdiri dan masih dipergunakan untuk ibadah, yaitu Pagoda Bukit Teratai. Kabarnya keluarga pengungsi juga masih datang ke lokasi makam untuk berziarah ke kuburan naggota keluarga.
Untuk menuju ke Jembatan Barelang maupun Pulau Galang tidak terdapat angkutan umum, sehingga untuk mencapainya harus menggunakan kendaraan pribadi/sewa.
Pagoda Bukit Teratai |
Sisa-sisa bangunan |
Kapal yang dipergunakan oleh pengungsi Vietnam mengarungi samudera |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar