Lombok
Timur merupakan kabupaten yang masih belum banyak tersentuh industri pariwisata sehingga sangat minim
fasilitas umum, terutama petunjuk arah. Kami berangkat dari hotel di Mataram jam 8 pagi karena perkiraan waktu perjalanan cukup jauh dan jalanan yang kabarnya tidak terlalu mulus. Driver yang mengantarkan kami sudah cukup lama tinggal di Lombok namun mengaku belum pernah ke pantai-pantai di Lombok Timur.
Berdasarkan petujuk arah dari beberapa penduduk lokal yang ditemui dan 1 petunjuk arah ke Tanjung Ringgit akhirnya kami tiba di “suatu” pantai dalam waktu hanya sekitar 2 jam. Jalan menunju pantai ini sangat mulus, karena pada bulan Februari 2013 baru saja diadakan festival “Bau Nyale”. Kami menyangka pantai ini adalah Tanjung Ringgit karena memang terdapat bukit di tepi pantai.
Pantai ini sangat sepi, jangankan turis, warung2 atau penjual makanan/minuman yang biasanya banyak di tempat2 wisata juga tidak nampak. Dengan percaya diri, kami menelusuri jalan di tepi pantai yang akhirnya mentok di suatu perbukitan kecil. Kami segera menuju pantai dengan pasir putih dan air hijau bening, namun ombak cukup besar. Kami menelusuri pantai ini, naik ke bukit untuk melihat pemandangan yang lebih bagus. Inikah pantai Tanjung Ringgit? Tapi kok gk sama dengan foto yang ada didapat dari internet? Setelah puas menikmati pantai kami meninggalkan pantai ini, untuk menuju Pink Beach.
Berdasarkan petujuk arah dari beberapa penduduk lokal yang ditemui dan 1 petunjuk arah ke Tanjung Ringgit akhirnya kami tiba di “suatu” pantai dalam waktu hanya sekitar 2 jam. Jalan menunju pantai ini sangat mulus, karena pada bulan Februari 2013 baru saja diadakan festival “Bau Nyale”. Kami menyangka pantai ini adalah Tanjung Ringgit karena memang terdapat bukit di tepi pantai.
Pantai ini sangat sepi, jangankan turis, warung2 atau penjual makanan/minuman yang biasanya banyak di tempat2 wisata juga tidak nampak. Dengan percaya diri, kami menelusuri jalan di tepi pantai yang akhirnya mentok di suatu perbukitan kecil. Kami segera menuju pantai dengan pasir putih dan air hijau bening, namun ombak cukup besar. Kami menelusuri pantai ini, naik ke bukit untuk melihat pemandangan yang lebih bagus. Inikah pantai Tanjung Ringgit? Tapi kok gk sama dengan foto yang ada didapat dari internet? Setelah puas menikmati pantai kami meninggalkan pantai ini, untuk menuju Pink Beach.
Lokasi
Pink Beach masih berada di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Kami mengikuti
petunjuk arah satu-satunya yang kami temukan, ditambah informasi dari penduduk
lokal, supaya kalo nyasar, belum terlalu jauh. Baru beberapa menit perjalanan,
kondisi jalan sudah mulai tidak rata serta berbatu. Semakin jauh, rumah2
penduduk semakin jarang dan hanya hutan-hutan disekeliling jalan. Kondisi
tandus sangat terlihat, rumah-rumah penduduk sederhana, beberapa kali terlihat
mobil tanki yang menyuplai air bersih. Kami juga melewati danau dengan air yang
bewarna hijau dipergunakan penduduk untuk mencuci.
Sampai
sekitar 1 jam perjalanan, kami masih belum menemukan tanda-tanda pink beach.
Tidak ada mobil yang searah dengan kami. Hanya beberapa mobil yang berlawanan
arah yang meyakinkan kami bahwa kami di jalan yang benar. Melihat ada satpam menjaga
portal bertuliskan Jeeva Beloam (ternyata resort yang cukup mahal!), kami
berhenti untuk memastikan lagi arah menuju Pink Beach. Berdasarkan informasi
dari satpam, kami masih harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 km lagi menuju
pink beach. Perjalanan diteruskan. Sampailah di jalan mentok! Tidak ditemukan
petunjuk arah. Namun ada petunjuk yang bertuliskan “Goa Jepang”. Nah, bukannya
didekat Pantai Tanjung Ringgit ada bekas-bekas peninggalan Jepang? Kami turun
dari mobil dan memastikan lagi bahwa jalanan masih bisa dilalui mobil. Setelah
driver yakin, mobil lanjut lagi menyusuri jalanan tanah. Dan ternyataaaa....
inilah Tanjung Ringgit.. pantai indah yang dilihat dari atas bukit. Persisss
seperti foto di internet! Rasanya puas sekali bisa sampai di pantai ini.
Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan.. Kami turun dari mobil dan mulai mengeksplor
lokasi ini. Kami bertemu juga dengan pengendara motor yang juga kesasar mencari
Pink Beach. Kami sangat yakin bahwa inilah pantai Tanjung Ringgit, karena
terdapat bekas meriam Jepang. Di pantai ini tidak bisa menikmati bermain air
karena tidak ada akses menuju ke bawah. Jadi kami hanya menikmati pemandangan
dari atas bukit.
Kalo
ini pantai tanjung Ringgit, pantai yang pertama tadi pantai apa ya? Karena
penasaran, saya googling images dengan keyword “Pantai Jerowaru”. Dan ketemulah
gambar pantai sesuai pantai yang kami kunjungi. Ternyata namanya adalah pantai
Sungkun. Apapun nama pantainya, pemandangan sangat luar biasa, beautifull!
Pe
er kami masih ada. Kami harus menemukan Pink Beach. Karena di dunia hanya
terdapat 2 pink beach, di Pulau Komodo dan di Lombok ini. Masak udah jauh2 ke
Lombok Timur gk ke Pink Beach. Kami kembali ke jalan tadi datang karena
berdasarkan info dari pengendara motor arah lurus dari Tanjung Ringgit sudah
tidak bisa di akses mobil dan tidak ada pantai lain lagi.
Pantai Sungkun, Jerowaru dari atas bukit |
Pecahan ombak di Pantai Sungkun, Jerowaru |
Kami
kembali ke satpam Jeeva Beloam lagi. Daaan.. si satpam menginfokan kalo Pink
Beach sudah kelewatan, dan harus kembali lagi ke arah Tj. Ringgit, sebelum
mentok ada belokan kiri...kasih info kok sepotong-sepotong ya, Pak.. Tapi
makasih juga infonya karena akhirnya kami temukan juga Pink Beach...
Seperti
pantai sebelumnya, Pink Beach memiliki keindahan tersendiri. Pasir pantai
memang tidak terlihat pink, karena sinar matahari yang cukup terang. Kabarnya
kalau sore, pasir pantai lebih terlihat pink. Pantai cenderung tidak berombak,
airnya sangat tenang dan bersih. Terdapat kapal-kapal kayu yang disewakan
kepada wisatawan apablia ada yang berminat untuk mengeksplor laut. Suasana
pantai cukup sepi, bersamaan dengan kami, hanya terlihat 2 wisatawan asing yang
sedang berjemur. Selebihnya adalah nelayan dan penduduk lokal. Karena sudah
sore dan masih ada pantai lain yang akan kami datangi, maka kami segera
meninggalkan Pink Beach. Terobati sudah rasa penasaran Pink Beach. Tips untuk
ke lokasi ini, sebaiknya sediakan bekal secukupnya karena disekitar pantai
tidak ada warung atau penjual makanan/minuman. Dan sedapat mungkin menahan
untuk tidak ke toilet.. sama sekali tidak ada fasilitas umum. Fasilitas
menginap juga hanya ada Jeeva Beloam Resort yang tarifnya cukup mahal.
Rute selanjutnya adalah
ke Pantai Kuta, yang terkenal dengan pasir pantainya yang seperti merica. Tiba
di Pantai Kuta sudah sore, sekitar jam 5 WITA, dan sebentar lagi sunset.
Berbeda dengan pantai2 yang sebelumnya dikunjungi hari ini, Pantai Kuta cukup
ramai, sudah banyak cafe, hotel banyak turis asing yang membawa papan selancar
pakai motor. Pantai sedang surut sehingga bisa berjalan cukup jauh dari pinggir
pantai. Matahari sudah semakin menghilang di balik bukit, sehingga kami segera
meninggalkan Pantai Kuta menuju Tanjung Aan yang jaraknya sekitar 15 menit dari
Pantai Kuta. Suasana Tj. Aan sudah sepi karena memang sudah cukup gelap,
sehingga kami segera meninggalkan Tj Aan, kembali ke Kota Mataram. (bersambung)Pantai Tanjung Ringgit, Tanjung Aan (atas)Pantai Pink, Pantai Kuta, butiran pasir Pantai Kuta (bawah) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar