Selasa, 01 Oktober 2013

Komodo Dragon

Komodo Dragon (Varanus Komodoensis), merupakan binatang purba yang sama sekali gak ada lucu-lucunya. Komodo merupakan binatang buas yang bersifat loner alias penyendiri, gak suka berteman, kanibal bahkan anaknya sendiri juga dimakan. Masa hidup komodo bisa sampai 50 tahun. Setelah bertelur, induk komodo akan menjaga telurnya hingga menetas sekitar 9 bulan. Namun setelah menetas, anak komodo itu sudah langsung 'berstatus' sebagai target buruan sang induk untuk dimakan. Komodo kecil harus survive sendiri, sehingga tinggal di atas pohon dan berkamuflase supaya tidak dikenali predator lainnya. Baru setelah berumur sekitar 3 tahun, komodo muda mulai berani turun dan belajar beradaptasi.

Komodo memakan segala jenis binatang, baik hidup maupun sudah membusuk menjadi bangkai. Air liurnya memiliki bakteri yang mematikan setara dengan bisa ular yang paling beracun, yang konon belum ada penawarnya. Kibasan ekor komodo berfungsi untuk melumpuhkan lawannya.
Habitat terbesar komodo berada di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, yang saat ini tinggal 2000an ekor, yang sejak tahun 2011 ditetapkan sebagai new seven wonder of the nature

Untuk saat ini memang sebagian besar turis yang mengunjungi pulau komodo adalah turis asing karena untuk turis lokal biayanya termasuk cukup mahal. Tiket pesawat Jkt-Dps-Labuan Bajo sekitar Rp3-4 juta per orang pp. 
Namun bagi yang suka berpetualang, tentu saja segala cara bisa ditempuh untuk bisa sampai ke Pulau Komodo. Turis-turis asing yang datang ke Pulau Komodo bahkan rela travelling murah meriah ala backpacker dengan menyewa kapal berkapasitas sekitar 20 orang dari Lombok. Perjalanan laut Lombok-Labuan Bajo sekitar 3H2M. Jadi mahal atau murah itu relatif, karena "harga mahal" yang harus dibayar tergantikan dengan keindahan dan eksotisme P. Komodo.
Bandara Pulau Komodo saat ini sedang dilakukan renovasi, mudah-mudahan setelah selesai, ada airline yang membuka penerbangan direct Jkt-Labuan Bajo, sehingga harga tiket bisa lebih murah ;)

Saya berkunjung ke P. Komodo pertengahan September 2013, pas acara Sail Komodo 2013 berakhir. Tujuan wisata utama adalah P. Rinca (sekitar 4 jam dari Labuan Bajo), merupakan habitat komodo terbesar. Waktu yang pas untuk trekking adalah di pagi hari karena belum banyak ketemu turis dan komodo sedang aktif mencari makanan. TNK mulai buka jam 7 pagi. Di samping itu, matahari juga belum terlalu panas. Kami memilih jalur short trekking, yang ditempuh sekitar 1 jam karena banyak berhenti untuk foto-foto. Pemandangan berbukit-bukit dengan hamparan rumput kering kehijauan serta Teluk Loh Buaya yang sangat indah.. Komodo justru banyak ditemui di lokasi penginapan ranger karena mereka mencium makanan dari dapur. Namun pengunjung dilarang memberi makan komodo karena akan mempengaruhi sifat komodo.
Puas berkeliling dan foto-foto dengan komodo, perjalanan dilanjutkan ke Pink Beach. Arus cukup kencang, bahkan banyak ditemui arus berputar karena merupakan pertemuan arus laut Flores dengan Laut Australia. Sesampai di Pink Beach, ternyata pasir pantainya sudah tidak berwarna pink. Memang kalau kena air laut, pasir pantai berwarna pink muda (sedikit). Kapal tidak diperbolehkan membuang jangkar di pantai ini sehingga harus berhenti agak ke tengah. Untuk menuju pantai bisa dengan berenang atau menyewa 'ojek' kapal. Namun karena arus laut cukup kencang, kami cukup berfoto-foto dari kapal ;p
Perjalanan kembali dilanjutkan menuju P. Komodo yang juga merupakan habitat terbesar Komodo.  Trek yang dilalui di P. Komodo lebih landai, tidak berbukit-bukit. Seperti di P. Rinca, komodo banyak ditemui di lokasi penginapan. 

Beberapa tips pada saat akan mengunjungi Pulau Komodo:
  1. Persiapkan perlengkapan trekking dari rumah dengan baik karena apabila harus membeli di Labuan Bajo, harganya bisa 3 kali lipat dengan kualitas yang belum tentu bagus.
  2. Pakailah baju dengan warna yang tidak mencolok walaupun komodo tidak color sensitive, tapi sepertinya belum ada pembuktian yang akurat mengenai hal ini :). Jadi lebih baik berjaga-jaga.
  3. Sebaiknya memakai celana panjang untuk menghindari ranting/rumput-rumput kering yang dilalui, supaya kaki tidak lecet.
  4. Pakailah sepatu trekking yang nyaman, jangan sekali-kali memakai high heel atau wedges :D karena akan menyusahkan kalo harus lari menghindari komodo yang tiba-tiba agresif.
  5. Topi, sunglasses, sunblock, krim anti nyamuk sebaiknya juga dipersiapkan karena matahari sangat panas menyengat!
  6. Perhatikan baik-baik instruksi dari ranger, jangan sekali-kali mencoba trekking sendiri atau menjauh dari ranger. Komodo tidak memiliki ikatan dengan siapapun, bahkan ranger yang setiap hari bergaul dengan Komodo, menjadi target serangan komodo.
Dibalik keindahan TN Komodo, ada 1 hal yang membuat saya sedih. Berdasarkan informasi dari guide, buku-buku dan blog tetangga, pulau-pulau kecil yang cantik di Labuan Bajo (P. Bidadari, P. Kanawa) telah dikuasai oleh pihak asing untuk dikelola. Bahkan operator diving, cafe, hotel dan tour guide juga sudah dikuasai oleh orang asing. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dari sisi modal dan keahlian, mungkin penduduk lokal tidak bisa bersaing dengan orang asing. Bagaimana bisa bersaing, sekolah yang berkualitas bagus pun tidak ada. Banyak anak-anak yang harus kuliah di Denpasar, dengan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari juga masih banyak yang hidup di bawah standar.Acara Sail Komodo 2013 yang seharusnya mengangkat potensi pariwisata lokal justru dianggap tidak menyentuh kehidupan penduduk lokal secara langsung.
Seharusnya pemerintah yang berperan untuk lebih memberdayakan penduduk asli serta menyediakan sarana/prasarana umum dengan lebih baik.
Semoga keindahan Labuan Bajo dapat bertahan sehingga generasi mendatang juga dapat menikmatinya..




(Atas, Ki-Ka) Pelabuhanan Labuan Bajo dari atas bukit, Angel Island, (Bawah Ki-Ka) Sunset @ TNK, Teluk Loh Buaya P. Rinca, Kapal Layar
 Lidah komodo menjulur berfungsi sebagai indera penciuman


Warna kulit komodo menyerupai warna rumput

Angel Island - Pulau Bidadari